Sahabat.
Tak kusangka hubungan kami dengan salah seorang sahabat kami
akan berakhir seperti ini, seseorang yang kami anggap sebagai sahabat akan
meninggalkan kami begitu saja. Semua berawaal ketika ia bertemu dengan seorang
gadis di sebuah acara festival sekolah.
Awalnya ia tidak terlalu memikirkan gadis tersebut lalu kami
pun seperti biasa berkumpul bersama untuk sekedar bermain
game bersama dan mengerjakan tugas sekolah kami yang menumpuk hingga suatu saat dia mulai dekat dengan gasdis tersebut dan memulai pendekatan dengan gadis itu dan kami pun sebagai sabahat dia mendukung dia agar terus mendekati gadis tersebut.
game bersama dan mengerjakan tugas sekolah kami yang menumpuk hingga suatu saat dia mulai dekat dengan gasdis tersebut dan memulai pendekatan dengan gadis itu dan kami pun sebagai sabahat dia mendukung dia agar terus mendekati gadis tersebut.
Setelah dia mulai pendekatan agak lama ada hal yang tidak
kami suka, ada saat ketika dia tidak bisa bertemu dengan gadis tersebut dia
selalu menyalahkan kami dengan alasan kami menahan dia agar tidak pergi, padahal
alasan kami menahan dia untuk mengerjakan tugas kelompok yang rumit.
Setelah kejadian tersebut kami-pun memulai beradu argumen
tidak hanya sekali, tapi sering kami beradu argumen bahkan hal terkecil pun
jadi masalah besar terutama jika sudah berhubungan dengan gadis tersebut,
hingga suatu saat terjadi pertengkaran besar di antara kami tentang gadis
tersebut dan akhirnya sahabat kami pun lebih memilih gadis tersebut dan
meninggalkan kami.
3 bulan sudah kami berpisah semua mulai terasa terbiasa
dengan ketidak hadiran sahabat kami tersebut hingga suatu saat dia mulai bicara
lagi dengan kami bertanya tugas apa saja kami pun menjawab dengan seadanya karena
kami tidak terima dengan keputusan dia memilih gadis tersebut di banding kami.
1 bulan kemudian dia menemui kami dan langsung meminta maaf
dan berharap kami memaafkan dia, dia menceritakan tentang buruknya sifat gadis
tersebut tentang bagaimana uangnya di kuras untuk membeli barang yang tidak
berguna babi dia, selalu marah jika tidak bisa bertemu dan akhirnya ia pun
tidak sanggup lalu memutuskan hubungan dengan gadis tersebut.
Ia pun sampai bersujud di hadapan kami benar-benar menyesal bahwa
perbuatannya memang salah, kami pun menepuk pundak dia dan memeberitahuakn dia
untuk bangkit kami pun sudah memaafkan
dia bahkan sebelum dia meminta maaf dan sejak saat itu kami pun kembali
menjalani kehidupan sekolah kami seperti sedia kala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar