Jumat, 31 Mei 2013

Manusia dan Keadilan

   Dalam kehidupan manusia ada beberapa macam kehidupan yang di alami mulai dari hidup secara damai maupun adanya perselisihan namun dalam kehidupannya manusia juga mengenal akan keadilan lantas apa keadilan itu? Simak penjelasannya di bawah ini.
    Keadilan menurut aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia, kelayakan itu sendiri di artikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu
banyak dan terlalu sedikit dan kedua ujung ekstrem ini menyangkut kepada dua orang atau dua benda.jika pada kedua orang itu mempunyai kesamaan dalam benda yang memiliki besar yang di tetapkan maka keduanya harus memperoleh setidaknya setengah dari ukuran aslinya bila tidak di bagi dengan sama maka itu tidak adil namanya.
    Sedangkan oleh plato keadilan di tujukan pada diri manusia sehingga yang di katakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya yang di kendalikan oleh akal.socrates sendiri mengartikan keadilan dengan cara yang berbeda, menurut beliau keadilan itu di tujukan ke pada pemerintah di mana keadilan akan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik.
    Pengertian keadilan menurut pendapat yang lebih umum di katakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban.jadi keadilan itu memiliki makna sebagai jembatan antara dua masalah yang ada seperti contohnya pada suatu keluarga yang di hidupi oleh seorang kaka dan adiknya memiliki warisan keluarga dengan uang sebesar 100 juta maka baik kakak dan adiknya berhak mendapatkan masing-masing 50 juta itu di sebut adil karena tidak ada yang di unggulkan di antara keduanya.
   
    Keadilan juga ada bermacam-macam yaitu :
a.    Keadilan legal atau keadilan moral
plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dan dalam masyarakat sesuatu yang adil itu ialah jika setiap orang menjalankan pekerjaann menurut sifat dasar dan keahliannya yan gpaling cocok bagi orang tersebut. Pendapat plato itu di sebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya di sebut keadilan legal
b.    Keadilan distributive
aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama di perlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama pula.
c.    Keadilan komutatif
keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban sdalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikal ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

Dalam mewujudkan keadilan perlu juga di butuhkan rasa kejujuran yang berasal dari dalam hatinya karena kedua hal ini saling berkaitan dan tanpa kejujuran keadilan sulit untuk di wujudkan.
Kejujuran atau jujur memiliki arti sebagai sesuatu yang di katakan oleh seseorang berasal dari dari hati nuraninya,apa yang di katakan apa adnya tanpa ada yang di buat-buat atau adanya kebohongan sesuai dengan kenyataan yang ada.jujur juga berarti menandakan orang yang hatinya bersih dari perbuatan-perbuatan curang yang di larang oleh agama dan hukum.karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan ,dan niat.
    Pada hakekatnya ujur atau kejujuran di landasi oleh rasa kesadaran moral yang tinggi akan adanya kesamaan hak dan kewajiban dan juga adanya rasa takut akan dosa ataupun terhadap kesalahan.Kejujuran besangkut erat dengan masalah hati nurani. Menurut M.Alamsyah dalam bukunya budi nurani dan filsafat berfikir, yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran, ketulusan dalam meneropong kebenaran local maupan kebenaran illahi (M.Alamsyah,1986 :83). Nurani yang di perkembangkan dapat jadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Kejujuran ataupun ketulusan dapat di tingkatkan menjadi sebuah keyakinan atas diri keyakinannya maka seseorang di ketahui kepribadianya.
Dan hati nurani bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran akan menjadikan manusianya memiliki kejujuran, ia akan menjadi manusia jujur. Sebaliknya orang yang secara terus-menerus berfikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya akan selalu mengalami konfik batin, ia akan selalu mengalami ketegangan, dan sifatnya kepribadiannya yang semestinya tunggal menjadi pecah. Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara dan sikap yang perlu di pupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan, orang di perbolehkan berkata tidak jujur apabila sampai batas-batas yang di tentukan.
    Kecurangan identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik meskipuntidak serupa benar. Kecurangan adalah apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani nya atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan tanpa adanya usaha. Yang dimaksud dengan keuntungan adalah keuntungan yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau kenikmatan, meskipun orang lain menderita karena nya. Kecurangan juga menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasa nya tidak senang bila ada orang yang melebihi kekayaannya, padahal agama apapun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain dan lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan yang curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak akan di ridhoi oleh allah dan akan mendapatkan dosa yang setimpal.
     Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang atau tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Ada peribahasa yang berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”. Ada pula pesan orang tua “jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kamu laksanakan apa yang kamu anggap tidak baik!”. Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga juga.
     Penjagaan nama baik sangat erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah dari tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.


SUMBER : http://arfanart.wordpress.com/2012/06/13/manusia-dan-keadilan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar